BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
Pada
saat ini dakwah banyak dilakukan oleh para da’I yang merupakan kewajiban
seluruh umat islam tanpa terkecuali baik itu muslim laki-laki maupun perempuan
semuanya diwajibkan untuk berdakwah baik itu sesama muslim maupun berbeda
agama. Dakwah saat ini banyak dikembangkan melalui media baik itu melalui
radio, televisi, maupun melalui media lainnya. Pada umumnya media elektronik sangat
berperan sekali dalam menjalankan dakwah.
Da’I
juga perlu sebuah rancanngan rencana untuk sebuah kegiatan yang akan dilakukan
agar materi yang dilakukan dapat diterima oleh mad’u atau sasaran dakwah. Renaca
bukan saja digunakan dalam melaksanakan kegiatan bisnis atau dibadan
pemerintahan saja akan tetapi perencanaan juga dibutuhkan dalam kegitan dakwah agar
para da’I dapat mencapai tujuan akhir dakwah yaitu kebahagiaan didunia dan
diakhirat.
Namun
tidak semua perenacaan begitu mulus dalam mencapai tujuan ada
rintangan-rintangan yang akan dihadapi dalam menjalankan rencana maka dalam hal
ini sangat diperlukan monitoring dan evaluasi, karena monitoring dan evaluasi
yang bertujuan untuk meninjau rencana tersebut untuk diberi penilaian terhadap
kegiatan yang dilakukan.
Oleh
karena itu sebagai mahasiswa fakultas dakwah yang pasti menjadi da'I /
muballigh patutlah kita mengetahui apa itu perencanaan, motoring dan evaluasi
yang akan penulis bahas pada bab berikut.,
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perencanaan Dakwah.
1.
Pengertian perencanaan.
Perencanaan menurut
para ahli
Perencanaan ini diproses oleh
perencana, hasilnya menjadi rencana. Perencanaan merupakan proses untuk
menentukan rencana. Produk dari perencanaan adalah rencana.
Perncanaan
menurut Louis A. Allen ialah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai
hasil yang diinginkan.[1]
Menurut
Komaruddin, perencanaan adalah suatu proses yang menetapkan lebih dahulu
kegiatan yang harus dilakukan, prosedur dan metode pelaksanaan untuk mencapai
suatu tujuan selama periode waktu tertentu.[2]
Jadi
dapat disimpulkan perencanaan merupakan pekerjaan untuk memilih sasaran,
kebijakan, prosedur dan program yang diperlukan untuk mencapai keinginan dimasa
yang akan datang.
2. Pengertian
Dakwah.
Ditinjau
dari etimologis atau secara bahasa, dakwah berasal bahasa Arab yaitu da’a-yad’i-da’watan, yang artinya
mengajak, menyeru, dan memanggil.[3]
Dakwah
dalam pengertian tersebut, dapat dijumpai dalam ayat-ayat al-Qur’an surat Yunus
(10) ayat 25:
ª!$#ur (#þqããôt 4n<Î) Í#y ÉO»n=¡¡9$# Ïökuur `tB âä!$t±o 4n<Î) :ÞºuÅÀ 8LìÉ)tFó¡B ÇËÎÈ
Artinya: Allah
menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus (Islam). (Q.S. Yusuf: 25).
Ditinjau
dari terminologi, dakwah terdapat beberapa pengertian menurut para ahli,
diantaranya ialah:
a. Prof.
Toha Yahya Omar, M. A.
“Mengajak
manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah
Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka
di dunia dan akhirat.”[4]
b. M.
Natsir
“Dakwah
adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh
umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia
ini, dan yang meliputi al-amar bi
al-ma’ruf an-nahyu an al-munkar dengan berbagai macam cara dan media yang
diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan
bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.”
c. Dr.
M. Quraish Shihab
“Dakwah
adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada
situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
perwujudan dakwah bukan sekadar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku
dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi
pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan
ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek.”[5]
Dari
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Dakwah adalah usaha
menyampaikan sesuatu kepada orang lain, baik itu perorangan atau kelompok
tentang pandangan dan tujuan hidup manusia sesuai Islam.
3. Pengertian
Perencanaan dakwah
Jadi
jika pengertian perencanaan dihubungkan dengan pengertian dakwah, maka dapat
diketahui bahwa perencanaan dakwah adalah suatu proses pemikiran atau usaha
sadar dalam pengambilan keputusan untuk menetapkan kegiatan yang akan
dilaksanakan dimasa yang akan datang dengan prosedur dan metode pelaksanaannya
untuk mencapai tujuan dakwah.
4. Langkah-langkah
perencanaan dakwah.
Menyusun perencanaan dakwah, berikut langkah-langkah perencanaan dakwah yang harus dlakukan.
Menurut Stoner dalam Agus Sabardi
(2000:55), perencanaan merupakan kegiatan yang terbagi dalam empat
tahap dan berlaku unntuk semua kegiatan perencanaan pada unsur organisasi[6].
Tahap-tahap
perencanaan
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan Tujuan Atau Serangkaian Tujuan
Prencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang apa-apa saja yang
dibutuhkan oleh organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang
jelas, organisasi akan menggunakan sumberdaya-sumberdayanya secara tidak
efektif.
b. Merumuskan Keadaan Sekarang
Pemahaman tentang posisi organisasi dari tujuan yang hendak dicapai atau
sumberdaya-sumberdaya yang tersedia untuk pencapaian tujuan yang hendak dicapai
adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan
datang. Hanya dengan menganalisis kondisi organisasi saat ini, rencana dapat
dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan selanjutnya. Tahap ini
memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistic yang didapatkan
melalui komunikasi dalam organisasi.
c. Identifikasi Segala Kemudahan Dan Hambatan
Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu
diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh
karena itu perlu diketahui faktor-faktor dari lingkungan intern dan ekstern
yang dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya, atau mungkin
menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan, masalah, dan
kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian
esensi (pokok) dari proses perencanaan.
d. Mengembangkan Serangkaian Kegiatan
Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai
alternative kegiatan untuk mencapai tujuan, evaluasi alternative tersebut dan
pemilihan alternative terbaik diantara alternative-alternative yang ada untuk
mencapai tujuan.
B. Pengertian Motoring dan Evaluasi Dakwah
Evaluasi dan
umpan balik. Untuk melihat dampak dakwah yang telah dilakukan, perlu selalu
dievaluasi dengan mengacu kepada tolok ukur, baik yang bersifat strategis (QS.
Al Mulk: 2-3) maupun yang bersifat operasional terukur. [M. Karebet
Widjajakusuma][7]
Mengevaluasi
Hasil Implementasi Model Strategi Pemecahan.
Evaluasi
model dan strategi pemecahan berarti mengoreksi tiap tahapan pemecahan dakwah
yang telah dirujuk dengan kondisi objek dakwah dan lingkungannya, untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihannya.
Selanjutnya
setelah mengetahui kekurangan dari tiap tahapan, maka selanjutnya merevisi
tahapan yang kurang tepat dengan disesuaikan dengan fahap perencanaan yang
lebih sempurna.
Evaluasi
tersebut harus dapat menjawab, apakah program dakwah yang akan dijalankan bisa
maksimal atau tidak, sesuai dengan umat atau tidak, dan lain sebagainya. Pada
tahap analisis diperlukan sebuah evaluasi, materi yang disampaikan, metode,
media, dan lain sebagainya yang menunjang aktivitas dakwah selalu dibutuhkan
sebuah evaluasi.[8]
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Prof. Toha Yahya Omar, M.A., Ilmu Dakwah,: Wijaya. Jakarta. 1979
Dr.
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an,
Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2001.
M. Ali, Dasar-Dasar Manajemen: Suska Press.
Pekanbaru. 2008
Zakia,
Rahima, Dra.M.Pd. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah : The Minang Kabau
Foundation. Jakarta. 2006
Drs.
Samsul Munir Amin, M.A., Ilmu Dakwah, Jakarta:
Amzah, 2009, hlm 1.
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Prenada Media,
2006.
http://n21imuth.wordpress.com/2011/04/12/manajemen-organisasi-dakwah-beberapa-catatan/
[1]
Malayu hasibuan, manajemen dasar, pengertian dan masalah : 2009:92
[2] Dra. Rahima
Zakia M.Pd, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah 2006:63
[3]
Drs. Samsul Munir Amin, M.A., Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, hlm
1.
[4] Prof. Toha Yahya Omar, M.A., Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1979, hlm
1.
[5]
Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu
Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2001, hlm 194.
[6] Zasri
M. Ali, Dasar-Dasar Manajemen, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), h. 15-17.
[7]
Internet diunduh 13 september 2013; 11:34
[8]
M. Munir
dan Wahyu llaihi, op. cit.,
him.
185.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar