Minggu, 17 November 2013

perencanaan, motoring dan evaluasi dakwah



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.
Pada saat ini dakwah banyak dilakukan oleh para da’I yang merupakan kewajiban seluruh umat islam tanpa terkecuali baik itu muslim laki-laki maupun perempuan semuanya diwajibkan untuk berdakwah baik itu sesama muslim maupun berbeda agama. Dakwah saat ini banyak dikembangkan melalui media baik itu melalui radio, televisi, maupun melalui media lainnya. Pada umumnya media elektronik sangat berperan sekali dalam menjalankan dakwah.
Da’I juga perlu sebuah rancanngan rencana untuk sebuah kegiatan yang akan dilakukan agar materi yang dilakukan dapat diterima oleh mad’u atau sasaran dakwah. Renaca bukan saja digunakan dalam melaksanakan kegiatan bisnis atau dibadan pemerintahan saja akan tetapi perencanaan juga dibutuhkan dalam kegitan dakwah agar para da’I dapat mencapai tujuan akhir dakwah yaitu kebahagiaan didunia dan diakhirat.
Namun tidak semua perenacaan begitu mulus dalam mencapai tujuan ada rintangan-rintangan yang akan dihadapi dalam menjalankan rencana maka dalam hal ini sangat diperlukan monitoring dan evaluasi, karena monitoring dan evaluasi yang bertujuan untuk meninjau rencana tersebut untuk diberi penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan.
Oleh karena itu sebagai mahasiswa fakultas dakwah yang pasti menjadi da'I / muballigh patutlah kita mengetahui apa itu perencanaan, motoring dan evaluasi yang akan penulis bahas pada bab berikut.,



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perencanaan Dakwah.
1.      Pengertian perencanaan.
Perencanaan menurut para ahli
            Perencanaan ini diproses oleh perencana, hasilnya menjadi rencana. Perencanaan merupakan proses untuk menentukan rencana. Produk dari perencanaan adalah rencana.
Perncanaan menurut Louis A. Allen ialah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.[1]
Menurut Komaruddin, perencanaan adalah suatu proses yang menetapkan lebih dahulu kegiatan yang harus dilakukan, prosedur dan metode pelaksanaan untuk mencapai suatu tujuan selama periode waktu tertentu.[2]
Jadi dapat disimpulkan perencanaan merupakan pekerjaan untuk memilih sasaran, kebijakan, prosedur dan program yang diperlukan untuk mencapai keinginan dimasa yang akan datang.
2.      Pengertian Dakwah.

Ditinjau dari etimologis atau secara bahasa, dakwah berasal bahasa Arab yaitu da’a-yad’i-da’watan, yang artinya mengajak, menyeru, dan memanggil.[3]
Dakwah dalam pengertian tersebut, dapat dijumpai dalam ayat-ayat al-Qur’an surat Yunus (10) ayat 25:
ª!$#ur (#þqããôtƒ 4n<Î) Í#yŠ ÉO»n=¡¡9$# Ïökuur `tB âä!$t±o 4n<Î) :ÞºuŽÅÀ 8LìÉ)tFó¡B ÇËÎÈ  
Artinya: Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus (Islam). (Q.S. Yusuf: 25).
Ditinjau dari terminologi, dakwah terdapat beberapa pengertian menurut para ahli, diantaranya ialah:
a.       Prof. Toha Yahya Omar, M. A.
“Mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka  di dunia dan akhirat.”[4]
b.      M. Natsir
“Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, dan yang meliputi al-amar bi al-ma’ruf an-nahyu an al-munkar dengan berbagai macam cara dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.”
c.       Dr. M. Quraish Shihab
“Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. perwujudan dakwah bukan sekadar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek.”[5]
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Dakwah adalah usaha menyampaikan sesuatu kepada orang lain, baik itu perorangan atau kelompok tentang pandangan dan tujuan hidup manusia sesuai Islam.

3.      Pengertian Perencanaan dakwah
Jadi jika pengertian perencanaan dihubungkan dengan pengertian dakwah, maka dapat diketahui bahwa perencanaan dakwah adalah suatu proses pemikiran atau usaha sadar dalam pengambilan keputusan untuk menetapkan kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang dengan prosedur dan metode pelaksanaannya untuk mencapai tujuan dakwah.
4.      Langkah-langkah perencanaan dakwah.

Menyusun perencanaan dakwah, berikut langkah-langkah perencanaan dakwah yang harus dlakukan.

Menurut Stoner dalam Agus Sabardi (2000:55), perencanaan merupakan kegiatan yang terbagi dalam empat tahap dan berlaku unntuk semua kegiatan perencanaan pada unsur organisasi[6]. Tahap-tahap perencanaan tersebut adalah sebagai berikut :

a.       Menetapkan Tujuan Atau Serangkaian Tujuan

Prencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang apa-apa saja yang dibutuhkan oleh organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumberdaya-sumberdayanya secara tidak efektif.

b.      Merumuskan Keadaan Sekarang

Pemahaman tentang posisi organisasi dari tujuan yang hendak dicapai atau sumberdaya-sumberdaya yang tersedia untuk pencapaian tujuan yang hendak dicapai adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya dengan menganalisis kondisi organisasi saat ini, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan selanjutnya. Tahap ini memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistic yang didapatkan melalui komunikasi dalam organisasi.

c.       Identifikasi Segala Kemudahan Dan Hambatan

Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor dari lingkungan intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya, atau mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan, masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian esensi (pokok) dari proses perencanaan.

d.      Mengembangkan Serangkaian Kegiatan

Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternative kegiatan untuk mencapai tujuan, evaluasi alternative tersebut dan pemilihan alternative terbaik diantara alternative-alternative yang ada untuk mencapai tujuan.

B.     Pengertian Motoring dan Evaluasi Dakwah

Evaluasi dan umpan balik. Untuk melihat dampak dakwah yang telah dilakukan, perlu selalu dievaluasi dengan mengacu kepada tolok ukur, baik yang bersifat strategis (QS. Al Mulk: 2-3) maupun yang bersifat operasional terukur. [M. Karebet Widjajakusuma][7]
Mengevaluasi Hasil Implementasi Model Strategi Pemecahan.
Evaluasi model dan strategi pemecahan berarti mengoreksi tiap tahapan pemecahan dakwah yang telah dirujuk dengan kondisi objek dakwah dan lingkungannya, untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya.
Selanjutnya setelah mengetahui kekurangan dari tiap tahapan, maka selanjutnya merevisi tahapan yang kurang tepat dengan disesuaikan dengan fahap perencanaan yang lebih sempurna.
Evaluasi tersebut harus dapat menjawab, apakah program dakwah yang akan dijalankan bisa maksimal atau tidak, sesuai dengan umat atau tidak, dan lain sebagainya. Pada tahap analisis diperlukan sebuah evaluasi, materi yang disampaikan, metode, media, dan lain sebagainya yang menunjang aktivitas dakwah selalu dibutuhkan sebuah evaluasi.[8]



DAFTAR KEPUSTAKAAN
Prof. Toha Yahya Omar, M.A., Ilmu Dakwah,: Wijaya. Jakarta. 1979
Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2001.
M. Ali, Dasar-Dasar Manajemen: Suska Press. Pekanbaru. 2008
Zakia, Rahima, Dra.M.Pd. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah : The Minang Kabau Foundation. Jakarta. 2006
Drs. Samsul Munir Amin, M.A., Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, hlm 1.
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Prenada Media,
2006.
http://n21imuth.wordpress.com/2011/04/12/manajemen-organisasi-dakwah-beberapa-catatan/


[1] Malayu hasibuan, manajemen dasar, pengertian dan masalah : 2009:92
[2] Dra. Rahima Zakia M.Pd, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah 2006:63
[3] Drs. Samsul Munir Amin, M.A., Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, hlm 1.
[4] Prof. Toha Yahya Omar, M.A., Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1979, hlm 1.
[5] Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2001, hlm 194.
[6] Zasri M. Ali, Dasar-Dasar Manajemen, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), h. 15-17.
[7] Internet diunduh 13 september 2013; 11:34
[8] M. Munir dan Wahyu llaihi, op. cit.,
him. 185.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar