Minggu, 17 November 2013

perumusan tujuan dan sarana dakwah



BAB I
PENDAHULUAN
            Setelah kita berbicara tentang perencanaan dakwah yang akan kita lakukan namun perencanaan tersebut tidak akan efektif dikerjakan tampa adanya monitoring dan evaluasi yang akan memantau serta member nilai tentang program yag dilakukan, apakah rencana tersebut telah mencapai standar atau belum makannya dibutuhkan monitoring yang akan memantau kegiatan serta evaluasi yang bertujuan untuk pemberian penilaian terhadap kegiatan tersebut.
            Perencanaan dalam dakwah tidak akan berjalan maksimal apabila tidak dirumuskan tujuan serta sarana yang akan mendukung dalam perjalanan program yang telah dirumuskan dalam perencanaan dakwah.
            Dalam hal ini perumusan tujuan dan sarana juga sangat berperan penting dalam menunjang program kerja karena tujuan dan sarana yang akan menargetkan program yang akan dilakukan. Oleh sebab itu tujuan ini merupakan target yang harus dicapai disetiap melakukan kegiatan serta sarana yang akan mendukung untuk mendukung menujunya keberhasilan disetiap kegiatan dalam berdakwah.
            Dengan melihat yang tekah dipaparka maka pada bab selanjutnya kan menjelaskan bagaimana cara marumuskan tujuan serata sarana dalam berdakwah.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perumusan Tujuan Dakwah
            Perumusan tujuan dakwah akan terasa tepat bila memakai pertimbangan-pertimbangan berdasarkan klasifikasi tujuan-tujuan yang jelas. R.C. Davis mengemukakan klasifikasi tujuan organisasi[1] yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Tujuan Primer
Tujuan primer adalah tujuan utama organisasi. Tujuan primer merupakan alasan utama mengapa dibentuk organisasi.
1). Tujuan-tujuan pengabdian
Tujuan pengabdian dalam tujuan primer adalah nilai-nilai tambah yang harus diberikan kepada masyarakat yang dalam organisasi dakwah adalah berupa upaya peningkatan keyakinan dan pengamalan ajaran agama yang diusahakan organisasi sebagai satu kesatuan.
Tujuan pengabdian dilapangan organisasi di bagi pada bidang- bidang sebagai berikut
            (a). Umum
(b). Besar
(c). Kecil
      (d). perorangan
Tujuan pengabdian dilapangan organisasi di bagi atas tujuan-tujuan pengabdian umum, besar, kecil dan perorangan sesuai lingkup kerja bidang yang ditekuni atau yang diprioritaskan.

2). Tujuan-tujuan operasi
Tujuan pengabdian dilapangan secara operatif dapat dibedakan antara sebagai berikut:
(a). Tujuan operasi Perantara
Tujuan operasi perantara adalah nilai-nilai hasil kerja yang perlu diselesaikan oleh usaha (kerja) lain. Tujuan operasi perantara ini berfungsi menghasilkan produk pada fase tertentu  sebagai pengantar atau perantara pada satu fase berikutnya secara bertingkat.
      (b). Tujuan operasi Terakhir
Tujuan operasi terakhir adalah nilai-nilai hasil akhir yang dihasilkan oleh organisasi baik berupa melanjutkan upaya yang telah diusahakan oleh proyek lain sebelumnya maupun merupakan program utuh yang dikerjakan secara menyeluruh sampai tujuan.
2.      Tujuan Kolateral
Tujuan kolateral adalah tujuan pokok organisasi tetapi tidak menjadi hal utama. Tujuan-tujuan kolateral mengiringi tujuan primer.
a.       Tujuan-tujuan social koleteral.
Tujuan social kolateral maksudnya adalah rumusan tujuan yang berfungsi member kontribusi kepada nilai-nilai umum masyarakat (dari pengaruh kegiatan-kegiatan organisasi) dalam arti luas yang perlu untuk kebaikan masyarakat, seperti tujuan membantu pemerintah dalam upaya menciptakan menciptakan kerukunan hidup beragama.
b.      Tujuan kolateral pribadi-pribadi
Tujuan kolateral pribadi adalah niali-nilai yang dicari oleh orang-orang secara individu dan kelompok dalam organisasi untuk diperoleh dan dibagikan diantara mereka sendiri.
Individu-individu sebagai pribadi tentunya memiliki kepentingan pribadi yang ingin mereka peroleh. Hal tersebut perlu disadari juga dalarn organisasi dakwah, walaupun pada tahap-tahap awal pendirian belum muncul masalah tujuan pribadi ini, namun dalam perkembangan, sejalan dengan makin besarnya organisasi ada kemungkinan akan muncul realitas kepentingan pribadi tersebut ditunjang adanya sifat-sifat manusiawi anggota organisasi yang dari sisi sumber daya manusia mereka dibutuhkan.

3.      Tujuan Sekunder
Tujuan sekunder berupa nilai-nilai yang berkaitan dengan dengan ekonomi dan efektivitas dalam mencapai tujuan-tujuan primer dan tujuan-tujuan kolateral. Jadi peran tujuan sekunder dalam rumusan tujuan dakwah adalah berupa tercapainya kepentingan tujuan primer secara optimal yaitu berupa nilai ekonomis dan efektivitas dalam mencapai tujuan organisasi.

B.     Perumusan Sarana Dakwah
Kata sarana sering juga diartikan sama dengan “media” yang berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti “perantara”. Secara etimologis sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan[2]. Bila dikaitkan dengan dakwah sarana dapat diartikan sebagai segala sesuatu ygdapat dipakai sebagai alat dalammencapai maksud atau tujuan dakwah. Secara terminologi, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikator kepada khalayak[3].
Secara bahasa arab media/wasilah yang bisa berarti al-wushlah,at attishad yaitu segala hal yang dapat menghantarkan terciptannya kepada sesuatu yang dimaksud.[4]
Macam-macam Sarana Dakwah
Said bin Ali Al-Qahthani membagi sarana penunjang keberhasilan dakwah kepada dua bagian, yaitu:
1.      Sarana tidak lansung, berupa persiapan-persiapan yang harus dilakukan seorang da’i sebelum melaksanakan tugas, seperti penguasaan materi dakwah, kesehatan dll.
2.      Sarana lansung
Kedua point ini dapat direalisasikan melalui berbagai media, yaitu:
a.       Melalui media diskusi kelompok, seminar-seminar yang lazim digunakan mahasiswa atau pelajar bahkan masyarakat umum.
b.      Melalui media perorangan (face-to face comunikation) atau nasehat lansung kepada seseorang.
c.       Melalui media buku-buku bacaan, brosur-brosur keagamaan, majallah dan surat kabar harian.
d.      Melalui media elektronik seperti: TV, Radio, Film, Internet, dan sebagainya.[5]

Rincian Sarana Dakwah yang Harus dimiliki Da’i:
a.       Menyebarkan da'wah melalui semua sarana sampai dapat dipahami oleh opini umum dan mereka dapat menjadi penolong da'wah didorong oleh aqidah dan iman.
b.      Menyaring semua unsur-unsur baik untuk dijadikan pilar pendukung yang kokoh bagi fikrah ishlah (perbaikan).
c.       Memperjuangkan perundang-undangan hingga suara dakwah islam dapat berkumandang secara formal dan legal di pemerintahan sekaligus mendukungnya dan menjadi kekuatan dalam pelaksanaanya.
d.      Manhaj atau metode yang benar.
e.       Kaum mukminin yang beramal dan aktivis muslim.
f.       Kepemimpinan yang tangguh dan dapat dipercaya.




Fungsi Sarana/ Media dakwah [6]:
1.       Sebagai media alternatif rujukan yang akurat.
2.      Membantu percepatan gerak dakwah Islam.
3.      Senjata melawan ghazwul fikri.
Ghazwul fikri atau perang pemikiran yang dilancarkan musuh-musuh Islam salah satunya dilakukan melalui senjata media. Media dakwah Islam harus bangkit dan melawan arus serangan musuh ini.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Manullang, M., Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1988.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.

AS, Drs.Enjang M.Ag.Dasar-Dasar Ilmu Dakwah.Bandung.2009
http://www.slideshare.net/alunalienz/sarana-dan-prasarana-dakwah


[1] Manullang, dasar-dasar manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia 1988) hal. 60.
[2] http://ruangruhani.blogspot.com/2011/09/sarana-wasilah-dalam-berdakwah.html
[3] Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, 2000: hal 131
[4] Drs.Enjang AS.M.Ag.Dasar-Dasar Ilmu Dakwah.Bandung.2009  Hal  93
[5] Said bin Ali al-Qahthani, 1994: 102-104
[6] http://www.slideshare.net/alunalienz/sarana-dan-prasarana-dakwah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar