BAB
I
PENDAHULUAN
Setelah kita berbicara tentang perencanaan dakwah yang
akan kita lakukan namun perencanaan tersebut tidak akan efektif dikerjakan
tampa adanya monitoring dan evaluasi yang akan memantau serta member nilai
tentang program yag dilakukan, apakah rencana tersebut telah mencapai standar
atau belum makannya dibutuhkan monitoring yang akan memantau kegiatan serta
evaluasi yang bertujuan untuk pemberian penilaian terhadap kegiatan tersebut.
Perencanaan dalam dakwah tidak akan berjalan maksimal apabila
tidak dirumuskan tujuan serta sarana yang akan mendukung dalam perjalanan
program yang telah dirumuskan dalam perencanaan dakwah.
Dalam hal ini perumusan tujuan dan sarana juga sangat
berperan penting dalam menunjang program kerja karena tujuan dan sarana yang
akan menargetkan program yang akan dilakukan. Oleh sebab itu tujuan ini
merupakan target yang harus dicapai disetiap melakukan kegiatan serta sarana
yang akan mendukung untuk mendukung menujunya keberhasilan disetiap kegiatan
dalam berdakwah.
Dengan melihat yang tekah dipaparka maka pada bab
selanjutnya kan menjelaskan bagaimana cara marumuskan tujuan serata sarana
dalam berdakwah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Perumusan Tujuan Dakwah
Perumusan tujuan dakwah akan terasa tepat bila memakai pertimbangan-pertimbangan
berdasarkan klasifikasi tujuan-tujuan yang jelas. R.C. Davis mengemukakan
klasifikasi tujuan organisasi[1]
yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Tujuan Primer
Tujuan
primer adalah tujuan utama organisasi. Tujuan primer merupakan alasan utama
mengapa dibentuk organisasi.
1).
Tujuan-tujuan pengabdian
Tujuan
pengabdian dalam tujuan primer adalah nilai-nilai tambah yang harus diberikan
kepada masyarakat yang dalam organisasi dakwah adalah berupa upaya peningkatan
keyakinan dan pengamalan ajaran agama yang diusahakan organisasi sebagai satu
kesatuan.
Tujuan
pengabdian dilapangan organisasi di bagi pada bidang- bidang sebagai berikut
(a). Umum
(b).
Besar
(c).
Kecil
(d).
perorangan
Tujuan
pengabdian dilapangan organisasi di bagi atas tujuan-tujuan pengabdian umum,
besar, kecil dan perorangan sesuai lingkup kerja bidang yang ditekuni atau yang
diprioritaskan.
2). Tujuan-tujuan operasi
Tujuan
pengabdian dilapangan secara operatif dapat dibedakan antara sebagai berikut:
(a). Tujuan operasi Perantara
Tujuan
operasi perantara adalah nilai-nilai hasil kerja yang perlu diselesaikan oleh
usaha (kerja) lain. Tujuan operasi perantara ini berfungsi menghasilkan produk
pada fase tertentu sebagai pengantar
atau perantara pada satu fase berikutnya secara bertingkat.
(b). Tujuan
operasi Terakhir
Tujuan
operasi terakhir adalah nilai-nilai hasil akhir yang dihasilkan oleh organisasi
baik berupa melanjutkan upaya yang telah diusahakan oleh proyek lain sebelumnya
maupun merupakan program utuh yang dikerjakan secara menyeluruh sampai tujuan.
2.
Tujuan Kolateral
Tujuan
kolateral adalah tujuan pokok organisasi tetapi tidak menjadi hal utama.
Tujuan-tujuan kolateral mengiringi tujuan primer.
a. Tujuan-tujuan
social koleteral.
Tujuan
social kolateral maksudnya adalah rumusan tujuan yang berfungsi member
kontribusi kepada nilai-nilai umum masyarakat (dari pengaruh kegiatan-kegiatan
organisasi) dalam arti luas yang perlu untuk kebaikan masyarakat, seperti
tujuan membantu pemerintah dalam upaya menciptakan menciptakan kerukunan hidup
beragama.
b. Tujuan
kolateral pribadi-pribadi
Tujuan
kolateral pribadi adalah niali-nilai yang dicari oleh orang-orang secara
individu dan kelompok dalam organisasi untuk diperoleh dan dibagikan diantara
mereka sendiri.
Individu-individu
sebagai pribadi tentunya memiliki kepentingan pribadi yang ingin mereka
peroleh. Hal tersebut perlu disadari juga dalarn organisasi dakwah, walaupun
pada tahap-tahap awal pendirian belum muncul masalah tujuan pribadi ini, namun
dalam perkembangan, sejalan dengan makin besarnya organisasi ada kemungkinan
akan muncul realitas kepentingan pribadi tersebut ditunjang adanya sifat-sifat
manusiawi anggota organisasi yang dari sisi sumber daya manusia mereka
dibutuhkan.
3.
Tujuan Sekunder
Tujuan
sekunder berupa nilai-nilai yang berkaitan dengan dengan ekonomi dan
efektivitas dalam mencapai tujuan-tujuan primer dan tujuan-tujuan kolateral.
Jadi peran tujuan sekunder dalam rumusan tujuan dakwah adalah berupa
tercapainya kepentingan tujuan primer secara optimal yaitu berupa nilai
ekonomis dan efektivitas dalam mencapai tujuan organisasi.
B.
Perumusan Sarana Dakwah
Kata sarana sering juga diartikan sama dengan “media” yang berasal dari
bahasa latin “medius” yang berarti “perantara”. Secara etimologis sarana adalah
segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan[2].
Bila dikaitkan dengan dakwah sarana dapat diartikan sebagai segala sesuatu
ygdapat dipakai sebagai alat dalammencapai maksud atau tujuan dakwah. Secara terminologi, media adalah alat atau sarana yang
digunakan untuk menyampaikan pesan komunikator kepada khalayak[3].
Secara bahasa arab media/wasilah yang bisa berarti al-wushlah,at
attishad yaitu segala hal yang dapat menghantarkan terciptannya kepada
sesuatu yang dimaksud.[4]
Macam-macam
Sarana Dakwah
Said
bin Ali Al-Qahthani membagi sarana penunjang keberhasilan dakwah kepada dua
bagian, yaitu:
1.
Sarana
tidak lansung, berupa persiapan-persiapan yang harus dilakukan seorang da’i
sebelum melaksanakan tugas, seperti penguasaan materi dakwah, kesehatan dll.
2.
Sarana
lansung
Kedua point ini dapat direalisasikan
melalui berbagai media, yaitu:
a. Melalui media diskusi kelompok,
seminar-seminar yang lazim digunakan mahasiswa atau pelajar bahkan masyarakat
umum.
b. Melalui media perorangan (face-to
face comunikation) atau nasehat lansung kepada seseorang.
c. Melalui media buku-buku bacaan,
brosur-brosur keagamaan, majallah dan surat kabar harian.
d. Melalui media elektronik seperti:
TV, Radio, Film, Internet, dan sebagainya.[5]
Rincian Sarana Dakwah yang Harus
dimiliki Da’i:
a.
Menyebarkan da'wah melalui semua
sarana sampai dapat dipahami oleh opini umum dan mereka dapat menjadi penolong
da'wah didorong oleh aqidah dan iman.
b.
Menyaring semua unsur-unsur baik
untuk dijadikan pilar pendukung yang kokoh bagi fikrah ishlah (perbaikan).
c.
Memperjuangkan perundang-undangan
hingga suara dakwah islam dapat berkumandang secara formal dan legal di
pemerintahan sekaligus mendukungnya dan menjadi kekuatan dalam pelaksanaanya.
d.
Manhaj atau metode yang benar.
e.
Kaum mukminin yang beramal dan
aktivis muslim.
f.
Kepemimpinan yang tangguh dan dapat
dipercaya.
Fungsi Sarana/ Media
dakwah [6]:
1. Sebagai media alternatif rujukan yang akurat.
2. Membantu
percepatan gerak dakwah Islam.
3. Senjata
melawan ghazwul fikri.
Ghazwul
fikri atau perang pemikiran yang dilancarkan musuh-musuh Islam salah satunya
dilakukan melalui senjata media. Media dakwah Islam harus bangkit dan melawan
arus serangan musuh ini.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Manullang,
M., Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia
Indonesia,
1988.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.
AS, Drs.Enjang
M.Ag.Dasar-Dasar Ilmu Dakwah.Bandung.2009
http://www.slideshare.net/alunalienz/sarana-dan-prasarana-dakwah
[1]
Manullang, dasar-dasar manajemen (Jakarta:
Ghalia Indonesia 1988) hal. 60.
[2] http://ruangruhani.blogspot.com/2011/09/sarana-wasilah-dalam-berdakwah.html
[4] Drs.Enjang
AS.M.Ag.Dasar-Dasar Ilmu Dakwah.Bandung.2009 Hal 93
[5] Said bin Ali al-Qahthani, 1994: 102-104
[6] http://www.slideshare.net/alunalienz/sarana-dan-prasarana-dakwah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar